Jumat, 19 Maret 2010

Aktifitas Pertanian Mulai Kurang Diminati Oleh Generasi Muda Berkualitas

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kegiatan pertanian (budidaya tanaman dan ternak) merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan. Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan di daerah "bulan sabit yang subur" di Timur Tengah, yang meliputi daerah lembah Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga daerah Suriah dan Yordania sekarang. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya budidaya tanaman biji-bijian (serealia, terutama gandum kuna seperti emmer) dan polong-polongan di daerah tersebut. Pada saat itu, 2000 tahun setelah berakhirnya Zaman Es terakhir di era Pleistosen, di dearah ini banyak dijumpai hutan dan padang yang sangat cocok bagi mulainya pertanian.

Pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian yaitu kontribusi produk dalam sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan juga kontribusi pasar. Peran penting lainnya adalah dalam penyediaan kebutuhan pangan manusia apalagi dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berarti bahwa kebutuhan akan pangan juga semakin meningkat. Di Indonesia sebagai Negara agraris, ada peran tambahan dari sektor pertanian yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat yang sebagian besar sekarang berada di bawah garis kemiskinan. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), jumlah penduduk miskin pada tahun 2004 mencapai 36,147 juta orang, dan 21,265 juta (58,8%) di antaranya bekerja di sektor pertanian.

Di antara gegap gempitanya pembangunan, lapangan pertanian kurang diminati generasi muda di desa, karena mereka menganggap sektor industri atau sektor jasa lainnya di kota lebih menjanjikan. Akibatnya, mobilitas penduduk desa ke kota untuk mendapat pekerjaan di luar pertanian begitu menonjol. Arus urbanisasi ini selain menimbulkan masalah sosial baru di kota, mengakibatkan hilangnya potensi tenaga kerja di sektor pertanian. Hilangnya sumber daya insan pertanian ini merupakan persoalan yang tidak kalah serius dalam konteks membangun kesejahteraan negeri agraris.Minimnya pengetahuan akan pertanian yang diberikan oleh sekolah dan universitas turut memberikan efek yang cukup kuat dalam menurukan minat para pemuda untuk memilih terjun ke dalam dunia pertanian, banyak para pemuda setelah lulus sma lebih untuk memilih jurusan teknologi,eksakta dan juga seni, jarang yang memilih jurusan pertanian, perikanan, kedokteran hewan, kehutanan dan pertenakan, mereka hanya berfikir bahwa memilih jurusan teknologi, eksakta dan seni akan memberikan mereka penghidupan yang layak dan gaji yang besar dan juga bekerja di pertanian tidak memberikan masa depan yang cerah dan segala cita-cita mereka tidak akan tercipta jika harus memilih sektor pertanian.

1.2 Tujuan

· Dalam menulis makalah penulis bertujuan untuk :

· Memberikan informasi mengenai peran pemuda dalam pertanian

· Memberikan gambaran mengenai apa saja manfaat pertanian di Indonesia

· Dapat sebagai salah satu sumber masukkan dalam untuk melihat keadaan pertanian Indonesia

· Menjadikan pertanian Indonesia lebih berkembang dibandingkan sebelumnya

· Memotivasi para pemuda untuk lebih terjun aktif ke dalam pertanian Indonesia

· Memberikan sedikit pelajaran dunia pertanian adalah dunia yang luas

1.3 Sasaran

Sasaran dari penulisan makalah ini yang utama adalah para pemuda tetapi juga para petani, pemerintah, orang tua dan juga yang luas adalah masyarakat Indonesia yang kurang informasinya terhadap pertanian agar membuka wawasan mereka terhadap pertanian dan dapat meningkatkan dunia pertania Indonesia yang mulai turun peminatnya.

BAB II

2.1 PERMASALAHAN

Kemiskinan merupakan masalah utama yang dihadapi oleh Negara-negara berkembang dan ini tidak bisa dipisahkan dengan masalah pembangunan pertanian dan pedesaan karena sebagian besar penduduknya tinggal di pedesaan yang basis perekonomiannya adalah pertanian. Indonesia hampir 60% penduduknya adalah petani sehingga kesejahteraan petani menjadi indicator sejahteranya mayoritas rakyat Indonesia. Begitu sebaliknya, keprihatinan petani adalah keprihatinan bagian terbesar rakyat Indonesia.

Jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode 1996-2005 berfluktuasi dari tahun ke tahun meskipun terlihat adanya kecenderungan menurun pada periode

2000-2005 (Tabel 2). Pada periode 1996-1999 jumlah penduduk miskin meningkat sebesar 13,96 juta karena krisis ekonomi, yaitu dari 34,01 juta pada tahun 1996 menjadi 47,97 juta pada tahun 1999. Persentase penduduk miskin meningkat dari 17,47 persen menjadi 23,43 persen pada periode yang sama.

Pada periode 1999-2002 terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 9,57 juta, yaitu dari 47,97 juta pada tahun 1999 menjadi 38,40 juta pada tahun 2002. Secara relatif juga terjadi penurunan persentase penduduk miskin dari 23,43 persen pada tahun 1999 menjadi 18,20 persen pada tahun 2002.

Penurunan jumlah penduduk miskin juga terjadi pada periode 2002-2005 sebesar 3,3 juta, yaitu dari 38,40 juta pada tahun 2002 menjadi 35,10 juta pada tahun 2005. Persentase penduduk miskin turun dari 18,20 persen pada tahun 2002 menjadi 15,97 persen pada tahun 2005.

Salah satu indicator yang dapat dijadikan ukuran kesejahteraan pertanian adalah INTP (Indeks Nilai Tukar Petani). INTP adalah rasio indeks harga yang diterima petani dari pasar terhadap produksi pertaniannya dengan indeks harga yang dibayar petani untuk mendapatkan sarana produksi pertaniannya, dan barang serta jasa yang dikonsumsinya. Jika INTP di atas 100 dapat diartikan bahwa daya beli masyarakat petani lebih baik dari tahun dasar atau dengan kata lain tingkat kesejahteraan petani lebih baik dari tahun dasar. Namun jika di bawah 100, yang terjadi adalah sebaliknya, kesejahteraan petani makin memprihatinkan dan cenderung semakin memprihatinkan. Selama januari – September 2005 menunjukkan bahwa INTP baik di Jawa maupun di luar Jawa rata-rata mengalami penurunan. Bahkan di Jawa INTP berada di bawah 100.

Masalah kemiskinan ini tidak dapat dipisahkan dari factor penyebabnya. Sebagaimana masalah kemiskinan dapat dibedakan menjadi kemiskinan natural, cultural, dan structural (Baswir, 1997). Kemiskinan natural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh factor-faktor alamiah. Kemisikinan cultural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor budaya . Sedangkan kemiskinan structural adalah kemiskinan yang disebabkan factor-faktor buatan manusia seperti distribusi asset produkstif yang tidak merata, kebijakan ekonomi yang cenderung menguntungkan kelompok masyarakat tertentu.

Anggapan yang berlaku umum bahwa kemiskinan petani disebabkan karena mereka bodoh, malas, banyak anak, mentalitas fatalistic, ataupun karena tanah yang mereka miliki tidak subur. Kemiskinan mereka dianggap bukan karena ketidakadilan. Tentu benar jika sebagian orang beranggapan bahwa ada mentalitas dan budaya tertntu yang menyebabkan kemiskinan mereka. Tetapi ada sebuah akar kemiskinan petani yang sulit dibantah yaitu faktor-faktor structural. Mereka menjadi miskin karena menjadi bagian dari golongan masyarakat. Jelaslah bahwa kemiskinan petani bukan karena datang dengan sendirinya tetapi akibat dari struktur social yang menentukan kehidupan golongan mereka.

Pertanian pada umumnya di Indonesia memang belum memberikan nilai tambah yang tinggi baik bagi pendapatan, kesejahteaan serta bagi pengembangan karir. Dengan kata lain, bekerja di bidang pertanian agak sulit memproyeksikan masa depan.

Kebijakan pemerintah di bidang pertanian belum mengarah kepada pembinaan calon-calon agribusinessman yang kreatif. Banyak calon mahasiswa yang belum tahu bagaimana prospek agribisnis jika ditekuni dengan menggunakan kombinasi keilmuan dan keahlian lapangan (manajemen) yang baik. Banyak juga agribusinessman yang bahkan lebih sukses dari mereka yang bekerja di bidang lain.Oleh karena itu banyak dari generasi muda sekarang kurang berminat pada bidang pertanian, umumnya calon mahasiswa dan mahasiswa sendiri menganggap bekerja di sektor pertanian tidak memberikan pendapatan yang tinggi dibanding bekerja di bidang keuangan perbankan, pertambangan, dsb. Padahal peran pemuda yang berkualitas sangat diperlukan dalam perkembangan pertanian di Indonesia sepertti dengan mengambil peran penting dalam peningkatan produksi panen dengan cara mengubah cara pertanian yang kuno dan kurang diminati menjadi menarik untuk dipelajari dan dipraktekan, seperti memberikan bimbingan dan pengenalan terhadap teknologi-teknologi yang dapat menunjang perkembangan pertanian di indonesia.

2.2 Analisis SWOT

1. Strengths (Kekuatan)

a. Masih banyaknya Lahan-lahan pertanian yang ada di indonesia adalah salah satu kekuatan bangsa indonesia dalam sektor pertanian

b. Jumlah penduduk yang banyak

c. Beragamnya jenis tanaman merupakan dasar untuk keragaman hayati produk pertanian.

d. kekayaan alam indonesia yang melimpah

2. Weaknesses (Kelemahan)

a. Penguasaan ilmu mahasiswa S-1 pertanian dirasakan terlalu spesifik, bersifat monodisiplin, dan lebih berorientasi pada aspek pendalaman ilmu (teoritis saja)

b. Banyak kebijakan pemerintah yang tidak pro-petani (petani tidak difasilitasi kebutuhan sarana produksinya, harga jual hasil pertanian dipermainkan tengkulak), sehingga tingkat kesejahteraan petani sangat rendah , berusaha di bidang pertanian dinilai tidak menjanjikan dan tidak menarik lagi bagi generasi muda

c. Rasa nasionalisme atau kebanggaan terhadap potensi lokal sangat rendah, terbukti banyak masyarakat yang lebih bangga mengonsumsi hasil pertanian import dari mancanegara daripada produksi dalam negeri, padahal potensi SDA lokal kita sesungguhnya tidak kalah hebatnya

d. Masih sangat rendahnya budaya menciptakan lapangan kerja sendiri (wirausaha mandiri) dan orientasi generasi muda untuk mencari pekerjaan setelah lulus masih sangat tinggi, karena keberhasilan menjadi pegawai (PNS) masih dianggap sebagai ukuran kesuksesan di masyarakat dibandingkan sebagai wirausahawan

3. Opportunities (Peluang)

a. Alam Indonesia yang melimpah dan masih ada yang belum terjamah oleh tangan-tangan manusia

b. Bimbingan dan pembelajaran mengenai cara bertani yang baik dan benar

c. Pengenalan teknologi kepada para petani

d. Pemberian modal awal kepada para petani

e. Peran pemerintah yang perlu ditingkatkan

4. Threats (Tantangan)

a. Jumlah penduduk Indonesia yang banyak

b. Kesenjangan diberbagai bidang

c. Sistem nenek moyang yang masih dianut oleh kaum tua

e. Perbedaan cara berfikir dan cara pandang setiap warga negara Indonesia

BAB III

3.1 KESIMPULAN

Peran pemuda sangat berpengaruh sekali dalam pengembangan pertanian di Indonesia terutama dalam penyebaran informasi bagi para petani, Selain dari para pemuda, peran pemerintah juga sangat berpengaruh besar, pemerintah selaku pemegang hak tertinggu pemerintahan, dapat memberikan peran serta aktif memberikan sumbangsih dalam hal peningkatan pertanian dengan cara memberikan kredit lunak terhadap para petani, menghapus peraturan-peraturan yang memberatkan para petani dan juga memberikan modal-modal awal yang besar kepada para petani sehingga para petani lebih mudah dalam mencari bibit-bibit yang brrkualitas sehingga merka lebih mudah dalam menjalakan produksi pertanian.

3.2 Saran

Secara pribadi, saya menyarankan apabila jenjang pendidikan ahli madya seperti politeknik bidang pertanian diperbanyak dan dikembangkan di daerah-daerah.Cukup tingginya angka pengangguran sarjana hingga saat ini (ada sekitar 60 % lulusan PT menganggur) seharusnya semakin menyadarkan kita semua bahwa jenjang pendidikan yang hanya mementingkan teori tanpa membekalinya dengan praktek yang cukup tidak sesuai lagi dengan kebutuhan kita saat ini. Sesuai dengan identifikasi masalah , menurut saya kata kunci yang harus dipenuhi dalam kurikulum pendidikan Diploma pertanian adalah :

1. Porsi praktek harus lebih banyak daripada teori (minimal 60 % praktek : 40 teori) ,

2. Teknologi pertanian modern dari hulu sampai hilir harus dikedepankan, dan diprioritaskan untuk mengembangkan potensi hasil pertanian lokal.

3. Upaya membangkitkan rasa nasionalisme bangsa harus digelorakan kembali,

4. Pendidikan kewirausahaan, kemandirian, dan kepemimpinan harus diprioritaskan.

Untuk membenahi permasalahan tersebut, salah satu langkah yang dilakukan Dikti adalah mengganti ”baju” atau ”kemasan” pertanian menjadi ”agro-teknologi / agro-ekoteknologi” dan ”Agrobisnis”. Dari kacamata marketting, barangkali ganti baju atau kemasan menjadi ”agro-teknologi / agro-ekoteknologi” dan ”Agrobisnis” tersebut cukup mengundang calon konsumen, namun bagi kami yang terpenting sesungguhnya adalah ”isinya” yaitu kurikulum pendidikan dan content-isi materi pembelajaran. Sekedar ganti baju tanpa membenahi isinya, barangkali tidak akan membawa perubahan yang berarti dan hasilnya sama saja.

Kamis, 04 Maret 2010

Peranan Budaya Lokal Memperkokoh Budaya Bangsa

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat

Budaya juga merupakan identitas bangsa yang harus dihormati dan dijaga dengan baik oleh para penerus bangsa. Budaya lokal Indonesia beranekaragam sesuai dengan potensi yang dimiliki Indonesia sebagai negara majemuk yang terdiri dari banyak pulau, suku, dan sumber daya lainnya. Dalam artikelnya, Parsudi Suparlan mengatakan bahwa potensi Indonesia sebagai negara multikultural, telah digunakan sebagai acuan oleh para pendiri bangsa Indonesia dalam mendefinisikan apa yang disebut kebudayaan bangsa, seperti yang terdapat pada penjelasan Pasal 32 UUD 1945, yang berbunyi:“Kebudayaan bangsa (Indonesia) adalah puncak-puncak kebudayaan di daerah”.

Kebudayaan lokal Indonesia yang beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.

1.2 Tujuan

Mempelajari budaya lokal bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang budaya lokal yang dimiliki negara Indonesia. Makalah ini juga disusun agar pembaca mengetahui permasalahan yang terjadi terkait dengan budaya lokal, kekuatan, kelemahan, peluang, serta tantangan yang dihadapi dalam mempertahankan peran budaya lokal. Memberikan masukan yang positif tentang peranan Budaya lokal untuk memperkokoh ketahanan budaya bangsa dan mengajak masyarakat / pembaca untuk mau melestarikan dan mengelola kekayaan budaya lokal dengan baik.

1.3 Sasaran

Pada pembuatan makalah ini saya harapkan dapat lebih menyadari pentingnya menjaga kebudayaan bangsa karena kebudayaan sangat berperan penting dalam kemajuan bangsa Sasaran penyusunan makalah ini adalah semua lapisan masyarakat, terutama masyarakat yang awam tentang keadaan budaya lokal. Sasaran khusus makalah ini adalah kalangan generasi penerus bangsa yang memang harus mempelajari serta memahami arti kebudayaan. Mengapa? Karena dimasa mendatang budaya lokal akan dipegang oleh generasi penerus yang akan menentukan ketahanan budaya bangsa di masa yang akan datang. Makalah ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai masalah budaya lokal serta cara mengatasinya.

BAB II

2.1 PERMASALAHAN

Peranan budaya lokal mempunyai peranan yang penting dalam memperkokoh ketahanan budaya bangsa namun kenyataannya sekarang semua itu hanya sebatas teori saja, di prakteknya sudah jarang terlihat peranan budaya lokal tersebut. Sebagian besar akibat pengaruh dari budaya asing dan arus modernisasi , globalisasi. Sehingga dari akibat tersebut dapat menimbulkan berbagai macam permasalahan budaya di Indonesia.

Globalisasi telah menjadi media bagi penyebaran nilai-nilai budaya asing ke dalam wilayah Indonesia yang harus kita waspadai. Dalam pertemuan antar budaya global tampak bahwa pihak yang didukung dengan teknologi canggih akan lebih berfungsi sebagai pengalih nilai-nilai kebudayaan dan norma-norma kemasyarkatan. Sedangkan bagi pihak yang terbelakang atau tertinggal dalam penguasaan teknologi cenderung akan menjadi penerima. Untuk itu di butuhkan suatu ketahanan sosial budaya yang kuat dalam menghadapi kebudayaan asing.

Di era otonomi daerah sekarang ini, kekuatan paling dominan dan domainnya untuk mengelola kekayaan budaya merupakan ranah dan kewenangan Pemerintah Daerah. Kecendrungan yang terjadi selama ini kurangnya pemahaman, apresiasi, dan komitmen Pemerintah Daerah di dalam pengelolaan kekayaan budaya. Akibatnya, makin menurunnya kualitas pengelolaan kekayaan budaya. Pengelolaan kekayaan budaya belum sepenuhnya menerapkan prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance) sehingga kualitas layanannya kurang optimal, baik dalam pengelolaan kekayaan budaya yang berwujud (tangible) maupun pengelolaan kekayaan budaya yang bersifat tidak berwujud (intangible).

Seiring dengan itu, pengelolaan kekayaan budaya yang memiliki keragaman budaya rupanya belum sepenuhnya disadari sebagai kekayaan khasanah nasional yang dapat memberi nilai tambah, melainkan lebih sering dianggap sebagai rongrongan yang mengancam otoritas atau keutuhan negara atau hegemoni tertentu. Seharusnya manusia Indonesia tidak gentar dengan keanekaragaman, karena jati diri Indonesia adalah kebinekaan yang meliputi bahasa, sastra, adat-istiadat, dan segala sesuatu yang hidup di dalam alam Indonesia.

Tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia.

2.2 Analisis SWOT

1. Strengths (Kekuatan)

a. Begitu kaya dan beragamnya kebudayaan yang dimiliki tiap-tiap daerah merupakan sumber kekuatan bagi bangsa ini menjadi bangsa yang besar di kemudian hari. Kekuatan dan keunggulan budaya bangsa sejatinya manifestasi dari tumbuh suburnya budaya-budaya lokal yang terus dipupuk dengan baik.

b.Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki kekuatan tersediri. Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Kekhasan budaya lokal ini sering kali menarik pandangan negara lain. Terbukti banyaknya turis asing yang mencoba mempelajari budaya Indonesia seperti belajar tarian khas suat daerah atau mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan buah tangan. Ini membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki ciri khas yang unik.

2. Weaknesses (Kelemahan)

a.Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih terbilang minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti budaya lokal tidak sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Budaya lokal juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan masih tidak meningalkan cirri khas dari budaya tersebut.

b.Budaya Barat yang mengakibatkan timbulnya permasalahan-permasalahan budaya di Indonesia. Pemerintah, masyarakat, dan pelaku budaya perlahan meninggalkan budaya tradisional dengan alasan mengikuti arus budaya barat, sehingga bangsa Indonesia dapat kehilangan ciri atau citra bangsa di mata dunia.

c. Perkembangan zaman dan teknologi (modernisasi dan globalisasi) yang semakin maju sehingga menimbulkan pergeseran cara pandang kebudayaan di dalam masyarakat.

d. Kurang optimalnya peran serta Pemerintah pusat maupun Pemerintah daerah dalam pengelolaan kekayaan budaya Indonesia

3. Opportunities (Peluang)

a.Apabila budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang sebagai negara yang dapat mempertahankan identitasnya di mata Internasioanal. Usaha masyarakat dalam mempertahankan budaya lokal agar dapat memperkokoh budaya bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan. Karena adanya saling menghormati antara budaya lokal sehingga dapat bersatu menjadi budaya bangsa yang kokoh.

b. Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini dapat dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi hal ini juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan budaya yang mungkin terjadi.

c. Dalam artikelnya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning, Riau, Dr Junaidi SS MHum, mengatakan bahwa multikulturalisme meberikan peluang bagi kebangkitan etnik dan kudaya lokal Indonesia. Dua pilar yang mendukung pemahaman ini adalah pendidikan budaya dan komunikasi antar budaya.

4. Threats (Tantangan)

a. Perubahan lingkungan alam dan fisik menjadi tantangan tersendiri bagi suatu negara untuk mempertahankan budaya lokalnya. Karena seiring perubahan lingkungan alam dan fisik, pola pikir serta pola hidup masyarakat juga ikut berubah

b. Meskipun dipandang banyak memberikan banyak manfaat, kemajuan teknologi ternyata menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ditinggalkannya budaya lokal. Misalnya, sistem sasi (sistem asli masyarakat dalam mengelola sumber daya kelautan/daratan) dikawasan Maluku dan Irian Jaya. Sistem sasi mengatur tata cara sertamusim penangkapan ikan di wilayah adatnya, namun hal ini mulai di lupakan oleh masyarakatnya.

c. Banyak Negara-negara lain yang ingin menghak patentak kebudayaan bangsa,karena kurangnya pengorganisasian

BAB III

3.1 KESIMPULAN

Kebudayaan Lokal Indonesia adalah semua budaya yang terdapat di Indonesia yaitu segala puncak-puncak dan sari-sari kebudayaan yang bernilai di seluruh kepulauan indonesia, baik yang ada sejak lama maupun ciptaan baru yang berjiwa nasional. Peranan budaya lokal ini mempunyai peranan yang penting dalam memperkokoh ketahanan budaya bangsa, oleh karena itu Pemerintah Daerah dituntut untuk bergerak lebih aktif melakukan pengelolaan kekayaan budaya, karena budaya tumbuh dan kembang pada ranah masyarakat pendukungnya. Disamping itu, bagi pemerintah pusat, Lembaga Swadaya Masyarakat, masyarakat sendiri, dan elemen lainnya haruslah menyokong atas keberlangsungan dalam pengelolaan kekayaan budaya kedepan.

Pengelolaan kekayaan budaya sebetulnya merupakan cara kita bagaimana budaya itu bisa kita pahami, kita lindungi dan lestarikan agar dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa. Hal ini terkait dengan citra, harkat, dan martabat bangsa. Ketika pengelolaan kekayaan budaya dikelola dengan baik, maka akan muncul suatu keterjaminan, kelestarian dan Kekokohan akan budaya bangsa kita.

3.2 Saran

Dalam ruang lingkup inilah maka perlu dilakukan Hak Atas Kekayaan Intelktual terhadap semua produk budaya yang ada dalam masyarakat yang bersifat unik dan mencerminkan ciri identitas bangsa Indonesia. Tujuannya untuk menggali, memahami, melindungi, merawat serta memeilihara asset budaya agar tidak punah dan rusak. Hasil yang diharapkan dari kegiatan adalah : dapat melestarikan budaya bangsa agar tetap eksis dan diakui oleh negara lain.Peran pemerintah lebih aktif dan optimal dalam menangani masalah budaya ini. Disamping peran Pemerintah Daerah sebagai ujung tombaknya juga peran lembaga pemerintah yang ada di daerah.Peran pemerintah dan masyarakat sangat berpengaruh terhadap kemajuan bangsa,pemerintah harus menjelaskan kepada masyarakat terutama kepada orang yang awam tentang kebudayaan.karna kebudayaan sangat berpengaruh terhadap budaya bangsa. apalagiperan kesenian dalam kebudayaan itu sangat membantu kemajuan bagi perekonomian bangsa. serta menjadikan bangsa yang kokoh akan kesadaran diri dan jati dirinya.sebagai bangsa yang anggun serta beradab.



Senin, 01 Maret 2010

Laptop Jadul

1.September tahun 1975 IBM Portable PC 5100

Model 5100 adalah pertama dari IBM microcomputer, yaitu tidak Mainframe,dan juga dianggap pertama di dunia komputer portabel. Meskipun beratnya 55 pounds, mungkin terbaik digambarkan sebagai “serbalengkap” yang terdapat pada “portable” saat itu.

Terdapat sedikit sekali komputer lain yang tersedia pada saat itu, danbahkan tidak ada yang dekat dengan kemampuan dari 5100. Ia adalah sistemyang sangat lengkap – dengan built-in monitor, keyboard, dan penyimpanandata. 5100 juga sangat mahal – sampai US $ 20.000 atau seharga RP 214,000 pada saat itu . 5100 yang dirancang khusus untuk profesional dan ilmiahmasalah-solvers, bukan bisnis atau pengguna hobbyists.

2.Tahun 1977 Rockwell AIM 65

Untuk biaya rendah prototip atau rendah sampai medium volume produksi,Rockwell menawarkan diperpanjang keluarga tingkat papan “blue collar”produk, mudah-desain dan diterapkan.The AIM 65 (Tingkat lanjut berbasis R6500 Interaktif Microcomputer) adalahdi bawah $ 500 microcomputer, lengkap dengan keyboard, layar dan hard copy printer. Memiliki pilihan yang luas, banyak antarmuka dan perluasankemampuan.AIM 65 yang juga merupakan pengembangan sistem mini dengan harga yang paling evaluasi boards. Selain membuka papan biru-coller versi, AIM 65 yangtersedia di dalam kardus, lengkap dengan listrik, untuk digunakan sebagaiatas meja komputer.Apapun aplikasi Anda, alat untuk belajar, sistem evaluasi, atau industriController, sebuah blue-collar AIM 65 merupakan solusi ekonomis

3. Februari tahun 1978 IBM Portable PC 5110

IBM 5110 komputer ia adalah ‘bisnis versi’ yang asli IBM 5100 dari 3 tahun sebelumnya, yang dirancang terutama untuk mathematicians and engineers.Sedangkan 5100 hanya tape drive untuk penyimpanan data dan aplikasi yangbaru 5110 yang baru sekarang mendukung IBM 5114 dual eksternal 8-inch floppy drive yang tidak hanya lebih cepat, tetapi masih banyak lagi memegang data

Fitur-fitur baru dan bisnis yang berhubungan dengan perangkat lunakmenjadikan 5110 lebih bermanfaat dan menarik bagi usaha elite.

4.Tahun 1979 Heathkit H89

Sistem ini tersedia baik sebagai sebuah kit yang akan dikumpulkan olehpembeli (model H89), atau sebagai dikumpulkan dan diuji sistem (model WH89), walaupun WH89 biaya $ 700 lebih

Yang kedua adalah H89-tujuan umum terminal dan berkualitas tinggi komputer, terpisah dengan prosesor Z80 dan circuity untuk setiap fungsi.

5. April tahun 1981 Osborne 1

Dirilis pada tahun 1981 oleh Osborne Computer Corporation, Osborne 1 yang dianggap sebagai yang pertama benar portabel komputer – ia menutup-up untuk perlindungan, dan telah melakukan yang menangani. Bahkan memiliki pilihan paket baterai, sehingga tidak perlu terhubungkan pada outlet 110VAC untuk daya.Sementara cukup revolusioner, Osborne yang tidak memiliki keterbatasan.Misalnya, layar hanya 5 “(diagonal) dalam ukuran, dan tidak dapatmenampilkan lebih dari 52 karakter per baris teks.Untuk kompensasi, sebenarnya Anda dapat menggulir tampilan layar bolak-balik dengan tombol kursor untuk menampilkan baris teks hingga 128 karakter lebar.

Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan